Sinyal.co.id- Surabaya PT Pertamina (Persero), perusahaan yang dimiliki oleh Menteri Erick Thohir, berencana untuk menjual bioetanol berbasis tebu di Surabaya. Bioetanol ini diproduksi melalui proses fermentasi molase atau tetes tebu. Bahan bakar baru ini memiliki angka oktan atau RON 95, yang setara dengan produk Pertamax Plus yang pernah dijual oleh Pertamina. Minggu (18/6/23)
Menteri Erick Thohir mengungkapkan rencana ini dalam sebuah wawancara di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan. Dia mengatakan bahwa pada akhir bulan ini, sekitar 15 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Surabaya diharapkan sudah menyediakan bioetanol sebagai salah satu pilihan bahan bakar bagi konsumen.
Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina, menambahkan bahwa Pertamina akan meluncurkan dan melakukan uji coba penggunaan bioetanol ini di Surabaya pada bulan ini. Setelah itu, uji coba akan dilanjutkan di Jakarta.
Nicke menjelaskan bahwa harga bioetanol ini akan ditetapkan secara kompetitif dengan harga bahan bakar minyak (BBM) sejenis. Harga BBM RON 95 di SPBU-SPBU swasta di Jakarta saat ini berkisar antara Rp 13.200 hingga Rp 13.400 per liter.
“Pertamina akan bersaing dalam kisaran harga tersebut, tetapi dengan memberikan manfaat lingkungan yang lebih baik dengan produk bioetanol ini,” kata Nicke.
Sebagai informasi tambahan, Pertamax Plus telah dihentikan penjualannya di SPBU sejak tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh peluncuran produk BBM baru oleh Pertamina dengan oktan yang lebih tinggi.
Meskipun begitu, beberapa SPBU swasta di Indonesia masih menjual BBM RON 95. Harga BBM RON 95 bervariasi antara merek-merek seperti Shell, Vivo, dan BP. Shell V Power dijual seharga Rp 13.400 per liter, sementara Revvo 95 dari Vivo dijual dengan harga Rp 13.200 per liter. BP Ultimate, produk BBM dari BP, dibanderol dengan harga Rp 13.400 per liter.
Dengan meluncurkannya bioetanol berbasis tebu ini, Pertamina berharap dapat memberikan alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan dan tetap bersaing dalam harga dengan produk sejenis di pasaran.